Lagu Keras Membuat Orang Bermusuhan

From Erabaru new

Meskipun lagu yang cenderung bernada keras (kekerasan) hanya menimbulkan dampak sementara terhadap perasaan hati semua orang, namun orang yang gemar mendengar lagu-lagu seperti ini dalam jangka waktu yang panjang, secara tidak langsung mengakibatkan pergaulannya di lingkungan masyarakat dipenuhi dengan sikap bermusuhan.

Perhimpunan Psikologi Amerika (APA) telah mengumumkan sebuah hasil penelitian, yakni menemukan bahwa lagu yang mengandung nada kekerasan bisa membangkitkan rasa kekerasan, adapun penyebab langsung timbulnya perasaan seperti ini adalah nada kekerasan dari lirik lagu tersebut. Hasil penelitian yang dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology (Humanity and Social Psychology) pada bulan Mei lalu sangat berbeda dengan pengertian masa lalu. Dahulu orang beranggapan, bahwa mendengarkan musik yang menghentak-hentak dan keras dapat memberikan semangat hidup, bisa membantu melepaskan perasaan tertekan. Namun sekarang, semua ini tampaknya seperti menipu diri sendiri dan juga orang lain.

Tim peneliti dari Universitas Iowa dan sumber daya manusia Texas, Amerika Serikat telah melakukan 5 macam rangkaian percobaan terhadap 500 siswa kejuruan tingkat atas dan menengah. Mereka meminta 7 orang menyanyikan 7 buah lagu yang mengandung nada kekerasan, dan 8 buah lagu yang tidak mengandung nada kekerasan. Saat para siswa selesai mendengarkan lagu-lagu tersebut, petugas peneliti meminta mereka menyelesaikan berbagai macam tes psikologi yang berhubungan dengan rasa kekerasan, misalnya, pada pengetesan pertama, memisahkan kata yang mengandung kekerasan, kemudian yang tidak mengandung kekerasan, misalnya batu, pentung kayu dan lain-lain.

Untuk menjamin hanya lirik lagu yang menimbulkan atau membangkitkan efek, maka di antara 3 tes tersebut, tidak peduli apakah lagunya mengandung kecenderungan kekerasan atau tidak semuanya dinyanyikan oleh orang yang sama, dan menggunakan bentuk musik yang sama. Dan untuk menghilangkan dampak perbedaan kekuatan eksitasi pada lagu tersebut, maka pada dua pengetesan lainnya, petugas peneliti telah menguji kekuatan eksitasi (kegairahan) pada lagu-lagu tersebut. Hal yang sama juga mereka telah mempertimbangkan kecenderungan memusuhi pada watak individual siswa tersebut. Penelitian ini termasuk beberapa lirik lagu humor pada lagu yang cenderung bernada kekerasan, maksud lagu yang diteliti seperti ini hubungannya dengan perasaan kekerasannya.

Hasil lima percobaan menujukkan, bahwa setelah selesai mendengarkan lagu keras, para siswa lebih mudah mengartikan acuan kata yang digolongkan ke dalam kelas kata kekerasan, cepat membaca kata-kata dan ungkapan kekerasan, lebih cepat dibandingkan membaca kata-kata dan ungkapan lainnya, lagi pula cenderung menghafalkan kata-kata yang mengandung kekerasan. Para peneliti mengatakan bahwa lagu bernada kekerasan membuat orang yang mendengar sudah bisa menimbulkan permusuhan tanpa perlu terpancing lebih dulu. Kesimpulan ini tidak ada hubungannya dengan kekuatan eksitasi jenis musik, penyanyi, dan lagunya. Bahkan lirik lagu jenaka, pada lagu yang mengandung nada kekerasan juga bisa membangkitkan rasa kekerasan.

Lagu yang mengandung nada kekerasan menimbulkan perasaan kekerasan, kesimpulan ini memiliki makna yang realistis terhadap pengurangan gejala kekerasan dalam masyarakat. Crouck Anderson dari Universitas Iowa mengatakan, bahwa perasaan kekerasan membawa selapis warna kekerasan dalam pergaulan normal masyarakat, akibatnya adalah ucapan atau tingkah laku semakin mencerminkan reaksi kekerasan, meningkatnya perasaan kekerasan merupakan pertentangan psikologis sosial. Sebaliknya, sikap yang ramah justru bisa mengecilkan masalah yang besar dan meniadakan masalah yang kecil.

Peneliti mengatakan, bahwa jika ingin memastikan dampak lirik lagu yang mengandung nada kekerasan terhadap sikap kekerasan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Mereka mengatakan, meskipun lagu bernada keras hanya menimbulkan dampak sementara terhadap perasaan hati orang, namun mendengar lagu ini dalam jangka waktu panjang membuat orang suka bertengkar dan berkelahi, sehingga pergaulannya di lingkungan masyarakat dipenuhi sikap bermusuhan.

Penelitian ini dan penelitian media hiburan lainnya yang berhubungan dengan nada kekerasan, menghasilkan sebuah kesimpulan yakni bahwa isi hiburan adalah sangat penting. Doktor Anderson mengatakan, bahwa informasi ini sangat penting bagi semua konsumen terlebih lagi bagi kepala keluarga yang mempunyai anak-anak remaja di rumah. (erabaru.net)*