Makanan Enak VS Makanan Nggak Enak


Pepatah lama mengatakan, “Saat lapar datang, apa pun dilakukan untuk mengisi 
perut”. Cerita berikut dapat lebih menyakinkan akan pernyataan ini.

Liu Nanyuan adalah menteri pekerjaan umum pada zaman Dinasti Ming (1368-1644). Saat pensiun, dia pulang kampung. Di kota kelahirannya, ada seorang pejabat daerah yang memiliki kekuasaan yang suka pilih-pilih dan cerewet soal makanan. Pejabat lebih rendah di daerah tersebut merasa tertekan ketika pejabat ini datang berkunjung. Liu Nanyuan berkata, pejabat itu pernah menjadi murid saya, dan saya akan menasehatinya.

Liu mengunjungi pejabat daerah yang cerewet itu dan mengundangnya makan malam ke rumahnya. Ia menambahkan lagi bahwa istrinya sedang ke luar kota dan ia tidak mempersiapkan sesuatu yang istimewa, lalu mengusulkan “Apa pendapat Anda tentang jamuan sederhana?” Karena protokoler (peraturan resmi) mencegah pejabat propinsi menolak undangan pejabat tinggi, pejabat itu mau datang memenuhi undangan mantan gurunya itu.

Saat berkunjung di rumah Liu, walau hari telah menjelang malam, masih tidak ada makanan, dan waktu terus berjalan. Pejabat ini menjadi sangat lapar. Ketika hidangan akhirnya datang, hanya tersedia sebakul nasi dan beberapa potong tahu. Saking laparnya, Liu dan pejabat itu masing-masing makan tiga mangkuk nasi, kemudian pejabat itu benar-benar kenyang, sampai-sampai tidak bisa makan lagi. Tak lama kemudian, barulah aneka makanan lezat dihidangkan, disertai anggur yang sangat baik. Singkatnya seluruh meja penuh dengan makanan lezat.


Namun sayang, pejabat itu terlalu kenyang untuk makan apa pun lagi. Liu Nanyuan 
mendesak tamunya untuk makan lebih banyak lagi, tapi pejabat itu menolak dengan berkata, “Duh, aku benar-benar kenyang.... Sudah tidak muat lagi.” Liu tersenyum dan berkomentar, “Anda lihat itu, tidak peduli apakah makanan lezat dan banyak serta mewah, atau hanya makanan sederhana yang bergizi, setelah kita kenyang, bahkan makanan paling enak pun tidak bisa memancing selera makan kita lagi. Perbedaannya terletak pada pemilihan waktu. Makanan disajikan dengan satu tujuan - untuk mengisi perut dan menghilangkan rasa lapar. Hanya orang-orang kurang bijaksana yang menuntut makanan spesial dan tidak menyadari bahwa mereka menyusahkan orang lain dengan tuntutan mereka dan menciptakan masalah bagi mereka."

Pejabat daerah tersebut menerima nasihat mantan gurunya dan tidak pernah lagi 
meminta makanan yang aneh-aneh. (Erabaru.net/snd)