Pangkalan Susu (Analisa)
Tidak kurang dari tiga ratus anggota pecinta lingkungan hidup yang tergabung dalam wadah International Nature Loving Association (INLA) Indonesia cabang Sumatera Utara bersama unsur Muspika Pangkalan Susu melakukan penanaman pohon bakau (manggrove)
di areal seluas 6 hektar di desa pantai Pangkalan Siata, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Minggu (11/10).
Menurut Yudi Shenjaya selaku pimpinan rombongan yang juga merupakan salah satu unsur pengurus INLA Indonesia cabang Sumatera Utara yang berkantor di Kompleks Cemara Asri, Medan kepada Analisa, tujuan mereka melakukan penanaman pohon bakau di lahan kritis pesisir pantai Desa Pangkalan Siata adalah untuk menyahuti Global Warning yang melanda hampir seluruh planet bumi sehingga terjadi perubahan iklim yang ekstrim, yaitu pemanasan global.
"INLA tidak dapat berbuat banyak, namun tetap berupaya untuk meminimalis terjadinya pemanasan global dengan melakukan penanaman pohon bakau di lahan kritis. Sebab selain untuk mengantisipasi terjadinya abrasi dan tempat berkembangbiaknya biota laut, pohon bakau juga dapat menjadi sabuk pengaman bila terjadi tsunami," kata Yudi.
Kalaupun sampai terjadi serangan tsunami, tambah Yudi, gelombang laut yang menghantam daratan dapat dipenetrasi oleh pohon bakau yang tumbuh subur di bibir pantai sehingga kerusakan maupun korban tsunami dapat diperkecil.
Kalpataru
Satu hal yang menggembirakan bagi warga Sumatera Utara khususnya Kabupaten Langkat dan lebih khusus lagi Pangkalan Susu karena salah satu warganya telah menerima penghargaan Kalpataru 2009 dari Pemerintah Republik Indonesia.
Anwar alias Ta Hwa, warga jalan Pahlawan, Pangkalan Susu menerima penghargaan tersebut atas upaya dan kerja kerasnya yang berhasil mereklamasi lahan-lahan eks tambak udang terlantar yang dibelinya untuk dihutankan dengan tanaman pohon bakau di atas lahan seluas 85 hektar di kawasan pesisir pantai Desa Pangkalansiata, Kecamatan Pangkalansusu. (rs) dr harian analisa.